Iklan Display

Langkah Setan Menyesatkan Manusia

Makna Setan Dalam Al Qur'an

Kata syaitan disebut dalam Al Qur'an sebanyak 87 kali dalam 36 surat baik dalam bentuk jamak maupun tunggal. Pendapat dari imam besar ahli hadist Al-Qurthubi, berpendapat bahwa kata setan berasal dari kata syatana yang bermakna jauh dari kebaikan atau kebenaran. Makna setan yang jauh dari kebenaran adalah kesombongan dan kedurhakaannya. Jadi setiap makhluk sombong dan durhaka baik dalam kalangan jin maupun manusia disebut setan. (Imam Muhammad al-Anshari al-Qurt}ubi, Al-Jāmi’ li Ahkāmi alQur`ān, cet. 2, Juz 1 (Kairo: Dār al-Kitāb al-Arabi, 1967), hlm. 90.)

Setan itu sendiri merupakan sifat dari iblis dan bukanlah makhluk, sama seperti halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi sebutan kata setan tidak hanya berasal dari golongan jin akan tetapi juga bisa dari golongan manusia. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-An'am: 112, 

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS. Al-An'am: 112)

kata setan dari kata syatana yang bermakna jauh dari kebaikan dan kebenaran


Langkah Setan Dalam Menyesatkan Manusia

Setan adalah sebuah karakter yang sangat buruk dan jahat yang menyesatkan manusia dan masuk melalui aliran darah manusia. Bisikan godaan setan dalam hati seorang manusia dapat mempengaruhi pikiran, perilaku, maupun sikap manusia seperti halnya sebuah virus penyakit di dalam tubuh manusia. Secara etimologi bahasa arab dalam Majma' al-Bahrain, kata syatana itu bermakna menjauh. Makna menjauh itu adalah mereka yang disebut setan jauh dari rahmat Allah serta menjauhkan orang-orang beriman dari Allah.

Ibnul Qayyim menjelaskan dalam Badaa-i' Al-Fawaid (2:816) ada empat pintu setan dalam menguasai manusia dan jalan bagi setan untuk mencapai tujuannya.

Pertama: Tidak Bisa Menjaga Pandangan

Makna menjaga pandangan disini adalah menjaga pandangan dari lawan jenis. Di dalam Al Qur'an Allah memerintahkan kepada manusia untuk menundukkan pandangan, Allah berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُم

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 30)

Di dalam Al-Qur'an bahkan seorang wanita yang beriman diperintahkan Allah untuk menjaga pandangannya, 

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An-Nuur: 31)

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadist dari Jarir bin Abdullah, ia berkata,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim, no. 2159)

Kedua: Banyak Bicara

Ternyata banyak bicara itu juga tidak bagus jika apa yang dibicarakan itu tidak ada manfaatnya, terlebih banyak bicara yang tujuannya berbuat jahat. Sahabat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ،

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, berkatalah yang baik, ataukah diam.” (HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)

Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ قاَلَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Semoga ibumu kehilanganmu! (Kalimat ini maksudnya adalah untuk memperhatikan ucapan selanjutnya). Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka.’” (HR. Tirmidzi, no. 2616 dan Ibnu Majah, no. 3973. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadits ini hasan).

Ketiga: Banyak Makan

Terlalu banyak makan bukan hanya menyebabkan kesehatan menurun dan mendatangkan penyakit, tetapi bisa menjadi celah setan dalam menyesatkan manusia. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Al-Miqdam bin Ma'dikarib,

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, 4:132; Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa perawi hadits ini tsiqqah, terpercaya).

Dalam Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:469, Ibnu Rajab makna dari sedikit makan itu adalah manfaat dari sedikit makan akan membuat hati semakin lembut, pemahaman semakin mantap, jiwa semakin tenang, hawa nafsu yang jelek akan tertahan dan amarah akan semakin terkendali. Hal seperti itu akan berbeda kondisinya jika seseorang terlalu banyaj makan.

Keempat: Banyak Bergaul

Bergaul tidak ada yang salah jika selama seseorang itu bergaul dengan orang-orang yang baik dan sama-sama tujuannya dalam menjalin silahturohmi yang baik dan benar. Dalam islam tidak melarang bergaul tetapi kita harus tahu manfaat yang didapatkan itu baik atau buruk kepada kita. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam dari sahabat Abu Hurairah,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih)

Ibnu Qayyim dalam kitab Badaai' Al-Fawaid bentuk atau makna bergaul adalah:

  • Bergaul seperti orang yang membutuhkan makanan, terus dibutuhkan setiap waktu, contohnya adalah bergaul dengan para ulama.
  • Bergaul seperti orang yang membutuhkan obat, dibutuhkan ketika sakit saja, contohnya adalah bentuk muamalat, kerja sama, berdiskusi, atau berobat saat sakit.
  • Bergaul yang malah mendapatkan penyakit, misalnya ada penyakit yang tidak dapat diobati, ada yang kena penyakit bentuk lapar, ada yang kena penyakit panas sehingga tak bisa berbicara.
  • Bergaul yang malah mendapatkan racun, contohnya adalah bergaul dengan ahli bid’ah dan orang sesat, serta orang yang menyesatkan yang lain dari jalan Allah yang menjadikan sunnah itu bid’ah atau bid’ah itu menjadi sunnah, menjadikan perbuatan baik sebagai kemungkaran dan sebaliknya.

Kesimpulan

Sudah sepatutnya kita selalu banyak belajar untuk bagaimana caranya bisa jauh atau lepas dari godaan bisikan setan yang bisa menyesatkan kita dari jalan Allah. Masih banyak pintu-pintu setan dalam menyesatkan umat manusia selain keempat hal diatas. Kita harus banyak mendekatkan diri kepada Allah, memohon perlindungan diri dari gangguan setan.

Belum ada Komentar untuk "Langkah Setan Menyesatkan Manusia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel